Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini
terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan
dengan Kabupaten Situbondo di
utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di
barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus
menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai
5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir
Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang
merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Banyuwangi juga memiliki beberapa kebudayaan.
seperti :
Kesenian
Gandrung Banyuwangi muncul bersamaan
dengan dibabadnya hutan “Tirtagondo” (Tirta arum) untuk membangun ibu kota
Balambangan pengganti Pangpang (Ulu Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang
dilantik sebagai bupati pada tanggal 2 Februari 1774 di Ulupangpang Demikian
antara lain yang diceritakan oleh para sesepuh Banyuwangi tempo dulu.
Ritual
Seblang adalah salah satu ritual masyarakat
Osing yang hanya dapat dijumpai di dua desa dalam lingkungan
kecamatan
Glagah, Banyuwangi, yakni
desa Bakungan dan Olehsari. Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa
dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram. Ritual ini sama
seperti ritual Sintren
di wilayah Cirebon,
Jaran Kepang, dan Sanghyang di Pulau
Bali.
Penyelenggaraan
tari Seblang di dua
desa tersebut juga berbeda waktunya, di desa Olihsari diselenggarakan satu minggu
setelah Idul
Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan
seminggu setelah Idul Adha.
Para
penarinya dipilih secara supranatural oleh dukun setempat, dan
biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya. Di desa
Olehsari, penarinya haruslah gadis yang belum akil baliq,
sedangkan di Bakungan, penarinya haruslah wanita
berusia 50 tahun ke atas yang telah mati haid (menopause).
Tari
Seblang ini sebenarnya merupakan tradisi yang sangat tua, hingga sulit dilacak
asal usul dimulainya. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa Seblang pertama
yang diketahui adalah Semi, yang juga menjadi pelopor tari Gandrung
wanita pertama (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya (Mak
Midah atau Mak Milah) pun harus dipenuhi, Semi akhirnya dijadikan seblang dalam
usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi penari
Gandrung.
Kota Banyuwangi juga mempunyai ciri khas
Yaitu :
Pesona Wisata
Banyuwangi kaya akan berbagai macam tempat wisata yang mempesona. Banyak dari sekian Wisata
Banyuwangi mempunyai keindahan.
Masyarakat yang sangat fanatik sekali dengan Wisata
Banyuwangi mulai dari pegunungan yang eksotik hingga
pantai alam yang mempesona semua mempunyai penggemarnya.
Beberapa waktu belakangan ini Bupati Banyuwangi sedang gencar-gencarnya
memperkenalkan sektor pariwisata terbaru dengan spot yang mempunyai geografis
berbentuk segitiga. Bukan segitiga bermuda yang ada di samudra pasifik,
melainkan Triangle of Diamond, yang terdiri dari :
1.
Kawah Gunung Ijen, Taman Nasional Baluran,
Licin Banyuwangi
2. Pantai Sukomade, Taman Nasional
Meru Betiri, Pesanggaran Banyuwangi
3. Pantai Plengkung, Taman Nasional
Alas Purwo, Tegaldlimo
Triangle of Diamond adalah sektor pariwisata yang patut
di banggakan, keunikan dari pengambilan nama tersebut adalah jika kita
mengambil garis lurus yang menghubungkan ketiganya maka akan terbentuk
segitiga. Dari situlah nama Segitiga Berlian di ambil. Ketiganya mempunyai
keunikan yang berbeda-beda, mulai dari Kawah unik yang ada di Kawah Gunung
Ijen, Pertangkaran penyu dengan jenis yang beragam berada di Sukomade, hingga
Ombak Fantastis yang memanjakan para surfer di Pantai Plengkung Banyuwangi. Hal
ini sangat patut di apresiasi oleh sekian banyak masyarakat Banyuwangi.
Tidak cukup dari Triangle of Diamond
atau Segitiga Berlian, Banyuwangi juga mempunyai spot wisata yang tersebar
di semua pelosok desa, mulai dari pantai yang eksotik, pegunungan yang
mengagumkan, hingga air terjun yang mempesona. Semua berbaur menjadi satu
kesatuan di kota Pisang ini.
http://lukmananakgrajagan.blogspot.co.id/p/pesona-wisata-banyuwangi.html
Adapun
makanan yang menjadi ciri khas dari kota banyuwangi
Seperti :
1. Rujak Soto
Pecinta kuliner, selama ini kita tahu kalau rujak dan soto punya ciri
berbeda. Namun apa jadinya ya kalau dijadikan satu? Inilah salah satu kreasi
kuliner khas Banyuwangi yang menjadi primadona pecinta makanan tradisonal.
Perpaduan rujak sayur dan soto babat ini memang unik karena yang disajikan
adalah rujak sayur namun dengan siraman soto babat. So, rasanya tidak bisa
ditebak namun sekali mencicipi bisa langsung ketagihan. Menu ini juga cocok
dengan pecinta makanan pedas. Untuk menemukannya juga sangat mudah karena bisa
ditemukan di warung makan pinggir jalan. Bahan-bahan yang dipakai antara lain
kacang, petis, udang, garam, gula merah, pisang klutuk, tempe, tahu, emping
melinjo, telur, kerupuk udang, tauge, kangkung dan kuah soto dan isiannya.
2. Pecel Pitik
Dalam bahasa Jawa, pitik berarti ayam, jadi dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai Pecel Ayam. Menu ini bukan menu sembarangan karena merupakan
menu turun-temurun dan sudah dikenal sebagai makanan adat terutama dari suku
Using yang rasanya tidak kalah dengan makanan modern. Bahan utama yang
digunakan adalah ayam kampung muda yang umurnya sekitar 8 bulan sehingga daging
dan tulangnya masih empuk. Ayam ini kemudian dibakar di atas tungku perapian
namun dijaga tingkat kematangannya sehingga tidak sampai kering sebelum dipotong-potong
menjadi beberapa bagian. Makanan khas Banyuwangi ini kemudian disajikan dengan
parutan kelapa muda, kacang sangrai yang dihaluskan, rempah-rempah pilihan
serta sedikit air kelapa muda agar bumbunya meresap sempurna
3. Sego Tempong
Menu satu ini juga tidak kalah populer di Banyuwangi dan cocok sekali bagi
penggemar makanan pedas atau bahkan super pedas. Kenapa? Karena ciri utama dari
Sego Tempong adalah sambal yang masih segar yang bisa membuat keringat penikmat
kuliner mengalir deras. Dalam bahasa Jawa, sego berarti nasi, dan tempong
berarti tempeleng. So, kalau diartikan adalah menu nasi yang bisa membuat kamu
merasa ditempeleng setelah melahapnya karena sambal yang disajikan super pedas.
Sayuran yang menemani sambal ini adalah daun ketela, kacang, panjang, terong,
dan mentimun. Rasanya makin mantap dengan tambahan gorengan tempat, tahu, atau
ikan asin. Untuk bisa mencicipinya juga sangat mudah karena menu ini bisa
ditemukan di warung-warung dan restoran di kota Banyuwangi.