Rabu, 30 September 2015

Tentang UMM



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Universitas Muhammadiyah Malang merupakan Perguruan Tinggi swasta yang terakreditasi A. Universitas ini juga mendapat julukan “Kampus Putih Jas Merah” karena wilayah kampus di dominasi dengan warna dinding yang putih dan menggunakan warna merah untuk jasnya. Universitas ini berdiri pada tahun 1964 oleh organisasi Muhammadiyah dan merupakan kampus terbesar di jawa timur.

Kampus ini  mempunyai 3 lokasi, yaitu kampus I di jalan Bandung untuk Pascasarjana, Kampus II di jalan Bendungan Sutami untuk fakultas kedokteran dan kesehatan, dan yang terakhir Kampus III yang juga merupakan kampus Utama di Universitas Muhammadiyah ini.

Selain itu di Universitas Muhammadiyah ini banyak sekali fasilitas-fasilitas yang sangat memadai, seperti : Hotel UMM, Sengkaling Food Festival, Rumah Sakit UMM, Dome UMM dan di daerah kampus pun masih banyak fasilitas yang lainnya yang dapat di gunakan mahasiswa ataupun dosen.

Tentang Banyuwangi



Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2, atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km2). Di pesisir Kabupaten Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan perhubungan utama antara pulau Jawa dengan pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).


Banyuwangi juga memiliki beberapa kebudayaan.
seperti : 

Kesenian Gandrung Banyuwangi muncul bersamaan dengan dibabadnya hutan “Tirtagondo” (Tirta arum) untuk membangun ibu kota Balambangan pengganti Pangpang (Ulu Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang dilantik sebagai bupati pada tanggal 2 Februari 1774 di Ulupangpang Demikian antara lain yang diceritakan oleh para sesepuh Banyuwangi tempo dulu.
Ritual Seblang adalah salah satu ritual masyarakat Osing yang hanya dapat dijumpai di dua desa dalam lingkungan kecamatan Glagah, Banyuwangi, yakni desa Bakungan dan Olehsari. Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram. Ritual ini sama seperti ritual Sintren di wilayah Cirebon, Jaran Kepang, dan Sanghyang di Pulau Bali.
Penyelenggaraan tari Seblang di dua desa tersebut juga berbeda waktunya, di desa Olihsari diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha.
Para penarinya dipilih secara supranatural oleh dukun setempat, dan biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya. Di desa Olehsari, penarinya haruslah gadis yang belum akil baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya haruslah wanita berusia 50 tahun ke atas yang telah mati haid (menopause).
Tari Seblang ini sebenarnya merupakan tradisi yang sangat tua, hingga sulit dilacak asal usul dimulainya. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa Seblang pertama yang diketahui adalah Semi, yang juga menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) pun harus dipenuhi, Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung.


Kota Banyuwangi juga mempunyai ciri khas
Yaitu :

Pesona Wisata

Banyuwangi kaya akan berbagai macam tempat wisata yang mempesona. Banyak dari sekian Wisata Banyuwangi mempunyai keindahan. Masyarakat yang sangat fanatik sekali dengan Wisata Banyuwangi mulai dari pegunungan yang eksotik hingga pantai alam yang mempesona semua mempunyai penggemarnya.
Beberapa waktu belakangan ini Bupati Banyuwangi sedang gencar-gencarnya memperkenalkan sektor pariwisata terbaru dengan spot yang mempunyai geografis berbentuk segitiga. Bukan segitiga bermuda yang ada di samudra pasifik, melainkan Triangle of Diamond, yang terdiri dari :
1.        Kawah Gunung Ijen, Taman Nasional Baluran, Licin Banyuwangi
2.      Pantai Sukomade, Taman Nasional Meru Betiri, Pesanggaran Banyuwangi
3.      Pantai Plengkung, Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo
Triangle of Diamond adalah sektor pariwisata yang patut di banggakan, keunikan dari pengambilan nama tersebut adalah jika kita mengambil garis lurus yang menghubungkan ketiganya maka akan terbentuk segitiga. Dari situlah nama Segitiga Berlian di ambil. Ketiganya mempunyai keunikan yang berbeda-beda, mulai dari Kawah unik yang ada di Kawah Gunung Ijen, Pertangkaran penyu dengan jenis yang beragam berada di Sukomade, hingga Ombak Fantastis yang memanjakan para surfer di Pantai Plengkung Banyuwangi. Hal ini sangat patut di apresiasi oleh sekian banyak masyarakat Banyuwangi.

Tidak cukup dari Triangle of Diamond atau Segitiga Berlian, Banyuwangi juga mempunyai spot wisata yang tersebar di semua pelosok desa, mulai dari pantai yang eksotik, pegunungan yang mengagumkan, hingga air terjun yang mempesona. Semua berbaur menjadi satu kesatuan di kota Pisang ini.

http://lukmananakgrajagan.blogspot.co.id/p/pesona-wisata-banyuwangi.html


Adapun makanan yang menjadi ciri khas dari kota banyuwangi
Seperti :

1. Rujak Soto
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3xbKRe7gjA4r_t40pc4-GYex-Qo_oNlpif44hbA3DeWQLR2fWTacv5RFmlME-JJykyOSh0gAaZ5wc-HSpjkMkWy8zqz6jiNdlf8g3NkjndrXz7aCZFsRGR7MslxxxMGKhp6o8kepWyLE/s1600/soto-rujak-enak.jpgPecinta kuliner, selama ini kita tahu kalau rujak dan soto punya ciri berbeda. Namun apa jadinya ya kalau dijadikan satu? Inilah salah satu kreasi kuliner khas Banyuwangi yang menjadi primadona pecinta makanan tradisonal. Perpaduan rujak sayur dan soto babat ini memang unik karena yang disajikan adalah rujak sayur namun dengan siraman soto babat. So, rasanya tidak bisa ditebak namun sekali mencicipi bisa langsung ketagihan. Menu ini juga cocok dengan pecinta makanan pedas. Untuk menemukannya juga sangat mudah karena bisa ditemukan di warung makan pinggir jalan. Bahan-bahan yang dipakai antara lain kacang, petis, udang, garam, gula merah, pisang klutuk, tempe, tahu, emping melinjo, telur, kerupuk udang, tauge, kangkung dan kuah soto dan isiannya.

2. Pecel Pitik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhePlfb2e8f7up5IN8v-o0M9KxNcqzJ5dGWrqQ37Cq4y5SwYn5km0QuA7cnQTZXXl0PZgbxbWZ-htUQpeTyDXKj6s3IzPyem9LV6MC1pH8Znj0QALbbHVztmONMTtPz8Mn-1uy6pWvqdkk/s1600/Pecel+Pitik.jpgDalam bahasa Jawa, pitik berarti ayam, jadi dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Pecel Ayam. Menu ini bukan menu sembarangan karena merupakan menu turun-temurun dan sudah dikenal sebagai makanan adat terutama dari suku Using yang rasanya tidak kalah dengan makanan modern. Bahan utama yang digunakan adalah ayam kampung muda yang umurnya sekitar 8 bulan sehingga daging dan tulangnya masih empuk. Ayam ini kemudian dibakar di atas tungku perapian namun dijaga tingkat kematangannya sehingga tidak sampai kering sebelum dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Makanan khas Banyuwangi ini kemudian disajikan dengan parutan kelapa muda, kacang sangrai yang dihaluskan, rempah-rempah pilihan serta sedikit air kelapa muda agar bumbunya meresap sempurna

3. Sego Tempong
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYOyhCS6Qe3L0gjNG9QXkLAu5jAL8R4wKzPWnMYsZ9NT4oTDQRQy6kCn__IrDRIGPQJH-TsmXmcrplS4g2J6r5ecfR5D9z22e0CUiUaxfqwd4bxCOqDAzvyQX0KsvYtRBWESryU7i7Z08K/s1600/tempong.jpgMenu satu ini juga tidak kalah populer di Banyuwangi dan cocok sekali bagi penggemar makanan pedas atau bahkan super pedas. Kenapa? Karena ciri utama dari Sego Tempong adalah sambal yang masih segar yang bisa membuat keringat penikmat kuliner mengalir deras. Dalam bahasa Jawa, sego berarti nasi, dan tempong berarti tempeleng. So, kalau diartikan adalah menu nasi yang bisa membuat kamu merasa ditempeleng setelah melahapnya karena sambal yang disajikan super pedas. Sayuran yang menemani sambal ini adalah daun ketela, kacang, panjang, terong, dan mentimun. Rasanya makin mantap dengan tambahan gorengan tempat, tahu, atau ikan asin. Untuk bisa mencicipinya juga sangat mudah karena menu ini bisa ditemukan di warung-warung dan restoran di kota Banyuwangi.